Friday, 31 July 2009

Lampu Surya Anak Pak Jenggot

Lanjut dari generasi lampu neonnya bang jenggot, anaknya mesti lebih modern dikit dong. Teorinya udah dijelasin semua di post sebelumnya. Prakteknya?

Bahan-bahannya lumayan gampang (relatip nih). Kalo situ tinggal di daerah terpencil, ya syusah atuh. Kalo tinggal di kota besar, ya gampang. Pertama, rangkaiannya dulu:



From Web


Rangkaian di atas punya tambahan dibanding dengan posting sebelumnya. Bedanya, yang ini nge-charge batere ketika siang melalui sel surya, terus nyala secara otomatis kalo udah gelap. Berapa lama nyala di malam hari, itu tergantung berapa besar sel-suryanya.

Terus, ya dibeli atuh itu komponennya (rechargeable baterenya, 1.2V, lupa dipoto nih):

From Web

Nah, koilnya rada syusah nih, mesti bikin sendiri. Kalo bisa, beli ferrite-core-nya yang toroidal (alias bentuk cincin, diameter luar sekitar 1cm), terus kawatnya enameled copper sekitar 0.5mm2. Kalo nggak ada, apa aja juga jadi (boleh nyolong dari radio lama juga OK), yang penting gulungan tembaga dengan inti ferit.

Nah, ngegulungnya juga harus diperhatiin, karena koil itu punya polaritas. Kurang lebih 10 gulungan setiap koil. Kalo nanti lampunya nggak nyala, salah satu gulungannya dibalik aja. Jangan lupa, dua koil - satu inti, alias kita bikin trafo (transformer) sendiri buat rangkaian ini.

Jadinya:

From Web

Tinggal taruh di halaman depan yang kena sinar matahari, pas malam jadi lampu. Asal jangan kena colong aja :)

No comments: